Shahih Bukhari-Bab 3 (Ilmu) No. Hadist: 59
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا
وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي
شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا
النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya
diantara pohon ada suatu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah
perumpamaan bagi seorang muslim". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya: "Katakanlah kepadaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat
beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah
berkata: "Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku
malu mengungkapkannya. Kemudian para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah,
pohon apakah itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Pohon
kurma".
Penjelasan
Sumber
http://khotbahjumat.com/perumpamaan-seorang-mukmin-seperti-pohon-kurma/
Pertama: Pohon kurma adalah pohon yang baik. Bahkan sebaik-baik dan seutama-utama pohon.
Keutamaannya disamakan dengan orang-orang yang beriman sudah cukup menjadi alasan keistimewaannya. Sifat seorang mukmin adalah sifat yang baik. Oleh karena itu, dikatakan kepada penduduk surga di hari kiamat kelak,
طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
“Kalian (orang-orang beriman) telah baik! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS:Az-Zumar | Ayat: 73).
Baik adalah sifat dari orang-orang yang beriman. Mereka baik dalam keadaannya, perkataan, perbuatan, dan dalam segala hal.
Kedua: Kurma memiliki akar yang kokoh.
Allah ﷻ berfirman,
أَصْلُهَا ثَابِتٌ
“Akarnya kokoh” (QS:Ibrahim | Ayat: 24).
Demikianlah sifat seorang mukmin. Jika keimanan seseorang kuat, ia akan kokoh sebagaimana kokohnya gunung. Imam al-Auza’i pernah ditanya tentang apakah iman itu bertambah. Beliau rahimahullah menjawab, “Iya, ia bertambah hingga ia seperti gunung”. Kemudian beliau ditanya lagi, “Apakah berkurang?” Beliau menjawab, “Iya, iman itu berkurang. Hingga tak tersisa darinya sedikit pun”.
Ketiga: Kurma memiliki cabang-cabang yang menjulur ke langit.
Hal ini sama seperti cabang-cabang iman. Ia memiliki cabang yang suci. Yaitu berbagai macam bentuk ketaatan, ibadah, amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah berupa perkataan-perkataan yang benar dan amalan-amalan yang shaleh.
Keempat: Kurma memiliki buah yang terus-menerus.
Demikian pula dengan orang yang beriman. Ia memiliki buah berupa akhlak yang terpuji. muamalah yang mulia dan adab yang baik. Sebagaiman telah disebutkan tadi dalam sabda Nabi ﷺ:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ , مَا أَخَذْتَ مِنْهَا مِنْ شَيْءٍ نَفَعَكَ
“Permisalan seorang mukmin adalah bagaikan pohon kurma. Bagian manapun yang kau ambil, maka akan bermanfaat untukmu.”
Orang yang beriman begitu terasa kebaikannya dan orang lain jauh dari keburukannya. Keimanan itu akan menghasilkan amalan yang baik. Ketaatan yang tulus. Adab yang indah. Dan akhlak yang terpuji.
Kelima: Pohon kurma butuh akan air yang menyiraminya. Apabila kurang air, maka ia menjadi layu. Jika tidak diberi air sama sekali, ia akan mati.
Sama halnya seperti orang yang beriman. Keimanannya harus senantiasa disirami dengan air wahyu. Yaitu firman Allah dan sabda Rasulullah ﷺ. Hati itu hanya akan hidup dengan mengkonsumsi keduanya. Allah ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (QS:Al-Anfaal | Ayat: 24).
Keenam: Semakin tua usia pohon kurma, maka semakin baik buahnya, semakin kuat akarnya, dan semakin banyak manfaatnya.
Nabi ﷺ pernah ditanya:
أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: (( مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Siapakah orang yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang usianya dan baik amalannya.”
Ketujuh: Bagian manapun yang diambil dari pohon kurma, maka ia akan bermanfaat.
Yakni ia tidak akan memberi bahaya dan mudharat. Semuanya manfaat. Inilah sifat orang-orang yang beriman.
Kedelapan: Buah kurma tidak hanya dalam satu keadaan saja. Ada klasifikasi masa dan keadaan buahnya. Baik ketika dipandang, dalam rasa, dll.
Demikian juga keadaan orang-orang beriman. Orang-orang beriman tidak berada dalam satu derajat yang sama. Allah ﷻ berfirman,
فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ
“di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.” (QS:Faathir | Ayat: 32).
Ibadallah,
Wajib bagi seorang mukmin untuk mengisi hari-hari dalam kehidupannya dalam keadaan iman. Yakni menaati Allah. Mengingat-Nya. Menegakkan peribadatan kepada-Nya. Beramal dengan amalan yang Dia ridhai. Dan menjadikan nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepadanya sebagai wasilah yang membantunya untuk menaati Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar